Selasa, 03 Juni 2014

Contoh Kasus Perjudian Lewat Media Sosial

Awas, Judi Lewat Facebook

HL | 18 March 2010 | 00:30 Dibaca: 963   Komentar: 4   2 Imbas negatif penggunaan situs jejaring sosial Facebook benar-benar membuat kita semua merinding. Kasus mutakhir, menimpa siswa SMPN di Sidoarjo berinisial MNT dan siswi SMA 22 Surabaya berinisial SA. Akibat ber-facebook-ria, mereka dibawa lari kekasihnya.
Selain kasus tersebut, dari pemberitaan media sebelumnya, kita juga tahu bahwa masyarakat yang jadi korban Facebook bukan hanya lapisan di bawah umur tetapi juga kalangan dewasa. Mulai dari artis, pengusaha hingga politisi sudah merasakan ‘kejamnya’ dampak Facebook. Dan bahkan akhir-akhir ini diberitakan bahwa banyak PNS di Sampang Madura yang selingkuh gara-gara Facebook. Namun demikian, kita pun tidak menutup mata bahwa pada sisi lain Facebook juga banyak bermanfaat. Mulai dari mampu menemukan keluarga dan teman yang lama tak berjumpa, sampai untuk menggalang dukungan sosial maupun politik.
Sekarang ini satu lagi dampak negatif jejaring sosial Facebook mulai dirasakan masyarakat diluar yang disebutkan di atas. Yakni, perjudian yang kian marak dengan menggunakan game online poker yang ada dalam fasilitas Facebook. (Beritanya bisa dibaca DI SINI).
Program poker yang ada di Facebook sebenarnya hanya sekadar untuk bermain sambil berhubungan lewat jejaring sosial tersebut. Namun, dalam perkembangannya, permainan tersebut oleh sebagian orang dimanfaatkan untuk memperkaya diri. Kondisi itu terus berkembang hingga menjadi konsumsi berbagai kalangan yang gemar bermain judi.
Dalam permainan poker di Facebook, seseorang bisa berjudi layaknya pemain poker sebenarnya. Mereka pun bisa bertaruh di beberapa kelas dalam setiap meja yang disediakan game online itu. Setiap meja berisi sembilan pemain dan seorang bandar yang sudah terprogram. Sedangkan kelas permainan ditentukan besar kecil nilai taruhan.
Untuk bermain, syaratnya harus memiliki chips (bernilai uang dalam bentuk dolar) untuk dipertaruhkan. Setiap hari, program poker memberi dana rata-rata 100 dolar - 2.000 dolar AS untuk setiap pemain sebagai modal. Nilai ini, sangat kecil sekali. Pasalnya, dari puluhan kelas yang ada, nilai tersebut terbilang paling rendah. Sementara yang biasa dimainkan saat ini nilai di atas 1 juta dolar AS.
Dan jika habis, bakal ada tampilan di monitor yang menawarkan pembelian chips menggunakan kartu kredit secara online. Tapi sekarang sudah banyak yang jual secara langsung. Tidak usah membeli menggunakan kartu kredit seperti yang ada dalam game tersebut. Dan harganya pun cukup terjangkau Rp 15.000 untuk chips senilai 1 juta dolar atau biasa disebut 1 M.
Para penjual chips itu tidak murni mendapatkannya dari hasil kemenangan bermain poker di Facebook. Kebanyakan dari mereka juga membeli dari orang lain, kemudian dikumpulkan untuk selanjutnya dijual lagi.
Hal ini ternyata sudah terendus pihak kepolisian. Sejumlah petugas sudah mulai mendalami perjudian menggunakan Facebook tersebut, namun sepertinya akan sulit membuktikannya untuk perjudian model yang satu ini.
Yang perlu diwaspadai oleh kita sebagai orang tua adalah penyalahgunaan Facebook ini sebagai ajang perjudian. Jangan sampai anak-anak kita atau yang menjadi tanggung jawab kita melakukan perjudian lewat Facebook. Untuk itu pemantauan ataupun pendampingan kepada anak-anak yang belum berumur oleh orang tua saat bermain game on line ataupun jejaring sosial seperti Facebook kiranya diperlukan. Atau minimal sekali-kali kita perlu mendampinginya, sehingga kita tahu apa saja yang anak-anak kita kerjakan.
Dan akhirnya manfaat jejaring sosial seperti Facebook bisa dimaksimalkan tanpa ada ekses-ekses negatif lainnya.

Contoh Kasus Penyimpangan Media Sosial


Facebook Digunakan untuk Penculikan dan Perdagangan Anak Perempuan

Ketika seorang gadis berusia 14 tahun mendapat permintaan dari seorang pria tak dikenal yang lebih tua untuk menjadi teman di Facebook, ia menerimanya karena penasaran. Hal itu ia sesali kemudian, karena berubah menjadi kisah brutal mengenai pemangsa seksual yang mencari cara baru untuk mengeksploitasi obsesi orang Indonesia terhadap media sosial.

Siswa sekolah menengah pertama tersebut segera terpikat dengan rayuan sang pria dewasa. Mereka bertukar nomor telepon, dan pria tersebut mengiriminya pesan singkat yang bertubi-tubi. Ia meyakinkan gadis itu untuk bertemu di mal, dan gadis tersebut makin tertambat hatinya.

Saat mereka akan bertemu lagi, gadis itu berbohong pada ibunya, mengatakan bahwa ia akan menengok temannya yang sakit sebelum berlatih paduan suara gereja. Kemudian ia masuk ke mobil pria tersebut dari dekat rumahnya di Depok.

Pria bernama Yogi, 24, itu membawanya ke Bogor, dan kemudian menguncinya di dalam sebuah kamar kecil di sebuah rumah bersama paling tidak lima perempuan muda lain berusia antara 14-17 tahun. Si gadis diberi obat dan diperkosa berulang kali di tempat itu.

Setelah penyiksaan selama seminggu, penculiknya mengatakan ia telah dijual dan dikirim ke Batam, yang dikenal dengan tempat lokalisasi dan pariwisata pedofilia untuk para pria yang datang dengan kapal dari Singapura.

Ia menangis histeris dan meminta pulang, namun kemudian dipukuli dan diminta diam atau akan dibunuh.

Tidak Sadar Bahaya

Sejauh ini, 27 dari 129 anak-anak yang dilaporkan hilang kepada Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia diyakini telah diculik setelah bertemu penculiknya di Facebook, ujar ketua Komisi tersebut, Arist Merdeka Sirait. Salah satu dari korban tersebut telah ditemukan tewas.

Dalam bulan yang sama setelah gadis dari Depok ditemukan di sebuah terminal bus pada 30 September, ada paling tidak tujuh laporan penculikan gadis muda di Indonesia oleh orang-orang yang mereka temui di Facebook. Meski tidak ada data yang solid, polisi dan lembaga bantuan yang fokus pada isu perdagangan manusia (human trafficking) mengatakan sepertinya ini merupakan masalah besar di Indonesia.

“Mungkin Indonesia adalah kasus unik sejauh ini. Saat laporan-laporan mulai berdatangan, kita akan tahu bahwa barangkali Indonesia bukan satu-satunya negara-negara [dengan kasus seperti ini], barangkali satu dari ratusan negara,” ujar Anjan Bose, pejabat program yang bekerja untuk isu perlindungan anak di Internet pada ECPAT International, jaringan global nirlaba yang membantu anak-anak di 70 negara.
"Internet merupakan medium global. Ia tidak membedakan orang kaya dan orang miskin, dan tidak membedakan ekonomi negara atau budaya.”

Situs-situs yang melacak media sosial mengatakan bahwa 50 juta orang dari Indonesia terdaftar di Facebook, atau pengguna terbesar setelah Amerika Serikat. Jakarta baru-baru ini dinamakan sebagai kota Twitter paling aktif oleh Semiocast, perusahaan berbasis di Paris yang memonitor media sosial. Jaringan Blackberry dan Yahoo Messenger juga sangat populer.


Banyak anak muda Indonesia dan orangtua mereka tidak sadar akan bahaya dalam mengijinkan orang asing melihat informasi pribadi di Internet. Para remaja sering mengunggah foto dan detil pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, sekolah dan tempat bermain tanpa menggunakan pengaturan privasi, sehingga siapapun dapat menemukan dan mengetahui apa saja tentang mereka.

“Kita berpacu dengan waktu, dan kegilaan akan teknologi seperti Facebook merupakan tren di kalangan remaja di sini,” ujar Arist.

“Polisi seharusnya bergerak lebih cepat, atau akan lebih banyak lagi gadis muda yang menjadi korban.”

Penculikan 27 orang terkait Facebook yang dilaporkan oleh Komisi Anak tahun ini telah melebihi 18 kasus yang dilaporkan pada 2011. Secara umum, Unit Kerja Pemerintah untuk Perdagangan Manusia (National Task Force Against Human Trafficking) mengatakan bahwa 435 anak-anak diperdagangkan tahun lalu, sebagian besar karena eksploitasi seksual.

Banyak pihak mengatakan dalam realitas, kejahatan seksual pada anak-anak Indonesia jumlahnya jauh lebih besar.

Sebuah laporan dari ECPAT International memperkirakan bahwa setiap tahunnya, 40.000 sampai 70.000 anak-anak terlibat dalam perdagangan, pornografi atau prostitusi di Indonesia.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga mengingatkan bahwa lebih banyak gadis Indonesia direkrut melalui jaringan media sosial. Dalam sebuah laporan tahun lalu, lembaga itu mengatakan para pedagang “menculik anak-anak perempuan dan remaja putri untuk perdagangan seks di dalam dan luar negeri.”

Kekerasan dan eksploitasi seksual anak-anak di Internet merupakan hal yang umum di Asia. Di Filipina, anak-anak dipaksa menari telanjang atau melakukan aksi seksual yang direkam video secara langsung, seringkali oleh orangtua mereka, yang menggunakan mereka untuk mendapatkan penghasilan. Situs-situs berbayar seperti ini banyak ditonton oleh pria Barat.

“Di Filipina, ini adalah puncak gunung es. Tidak hanya lewat Facebook dan media sosial, tapi juga lewat pesan teks, menargetkan terutama orang-orang muda dan rentan,” ujar Leonarda Kling, wakil regional untuk Terre des Hommes Netherlands, lembaga nirlaba yang fokus pada isu perdagangan manusia.

“Ini mengenai janji. Janji mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, atau telepon yang lebih bagus, atau apa saja. Anak-anak muda sekarang melihat segala keglamoran dan gemerlap dunia sekitarnya dan mereka ingin BlackBerry terbaru, baju paling keren, dan ada cara untuk mendapatkannya.”

Facebook mengatakan bahwa para penyelidik mereka secara rutin memeriksa konten situs tersebut dan bekerja sama dengan pihak berwenang, termasuk Interpol, untuk menghapuskan aktivitas ilegal. Para pegawai di seluruh dunia juga ditugaskan untuk melacak orang-orang yang menggunakan situs tersebut untuk perdagangan manusia.

“Kami menanggapi isu perdagangan manusia secara sangat serius. Meski perilaku seperti ini tidak umum di Facebook, sejumlah langkah telah dilakukan untuk melawan aktivitas ini,” ujar juru bicara Facebook Andrew Noyes.

Ia menolak memberikan detail keterlibatan Facebook dalam kasus perdagangan manusia yang dilaporkan di Indonesia atau tempat lainnya.

Stigma Korban Perkosaan

Gadis dari Depok, yang menggunakan topeng untuk menyembunyikan wajahnya saat diwawancara kantor berita Associated Press, mengatakan ia masih sangat terkejut karena perbuatan pria yang baru dikenalnya sebulan itu.

“Ia ingin membelikan saya baju baru, membantu iuran sekolah. Ia berbeda..,” ujarnya.
“Saya memiliki banyak kontak lewat Facebook, dan kami bertukar nomor telepon. Tapi semuanya baik-baik saja. Kami semua hanya teman.”

Gadis itu mengatakan bahwa pria itu tidak memiliki uang untuk tiket pesawat ke Batam, dan sadar bahwa orangtua si gadis dan yang lainnya terus mencarinya. Akhirnya pria itu membuangnya di sebuah stasiun bus.

Kasus tersebut menjadi berita utama media setelah ia dikeluarkan dari sekolah yang menganggapnya merusak citra sekolah. Ia boleh masuk sekolah kembali, tapi gadis itu enggan karena stigma yang ia hadapi.

Menteri Pendidikan Mohammad Nuh juga mendapat kecaman karena komentarnya yang tidak pantas, mengatakan bahwa tidak semua perempuan yang melaporkan perkosaan adalah korban, dan bahwa sulit membuktikan tuduhan kekerasan seksual sebagai “betul-betul perkosaan.”

Publisitas mengenai kasus ini membuat para orangtua lain terbuka atas kasus yang menimpa anak-anak gadis mereka terkait Facebook. Seorang pria baru-baru ini ditahan atas tuduhan penculikan dan perkosaan tiga remaja putri. Dalam beberapa kasus, para korban akhirnya merekrut gadis lain setelah dijanjikan uang dan kemewahan lainnya seperti telepon genggam dan baju baru.

Polisi mencoba bergerak lebih cepat dari para kriminal. Detektif Let. Ruth Yeni Qomariah dari unit Perlindungan Anak dan Perempuan di Surabaya mengatakan ia menyamar sebagai remaja putri di Facebook dan menangkap tiga pria yang menggunakan media sosial itu untuk menculik dan memperkosa perempuan di bawah umur. Ia sedang mencari tersangka keempat.

“Sekarang lebih sulit melacak mereka karena lingkaran perdagangan manusia menjadi lebih canggih dan anak-anak di bawah umur lebih mudah ditarget,” ujarnya.

Pria yang menculik gadis dari Depok belum ditemukan dan tidak jelas apa yang terjadi pada lima gadis lain yang disekap dalam rumah yang sama.

"Saya lihat mereka ditawarkan ke banyak pria. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya tidak mau mengingatnya,” ujarnya.

Sabtu, 24 Mei 2014

PENYIMPANGAN MEDIA SOSIAL

Kasus tindak asusila yang melibatkan anak sekolah tak bisa dilepaskan dari pengaruh media massa khususnya media audio visual, sebab dari tayangan  yang ditonton oleh anak justru akan menimbulkan rasa ingin tahu terhadap apa yang telah anak saksikan. Menyikapi soal dampak tayangan yang ditunjukan oleh media, Pengamat Media dari Unpad, Dede Mulkan mengaku tak menampik bahwa media juga dapat berpengaruh dalam pembuatan video asusila karena anak terinspirasi dari tontonan yang disaksikannya.


Namun, untuk membuktikan bahwa media berandil besar dalam proses "inspirasi" bagi siswa untuk membuatan video asusila, Dekan sapaan akrabnya mengatakan hal tersebut harus diteliti terlebih dahulu untuk mengetahui apakah media berpengaruh dalam perilaku menyimpang tersebut.

"Kalau soal perilaku penyimpangan seks tentu harus berdasar riset atau fakta. Tapi asumsi saya memang sedikitnya ada pengaruh, karena memang tayangan terutama televisi yang paling berpengaruh dibanding media lain seperti radio dan surat kabar," ujarnya kepada PRFM

Lebih jauh, Dekan menjelaskan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam pembuatan video asusila tersebut yakni penggunaan media sosial. Menurut Dekan, media sosial yang notabene bisa diakses dimanapun tersebut justru sering disalahgunakan oleh remaja termasuk dalam pembuatan video asusila.

"Tapi yang lebih mengkhawatirkan lagi media sosial, kalau media sosial atau internet semua ada ditangan pelaku, dia mau lacak kemana, mau nyari apa ya tinggal klik aja sesuatu," tuturnya

Untuk mengatasi penyalahgunaan saat menonton televisi maupun penggunaan internet, Dekan menyarankan bagi masyarakat khususnya orangtua untuk tetap mengawasi bahkan menemani anak saat menonton TV atau menggunakan internet.

"Usahakan internet diruang terbuka, jadi komputernya disimpen diruang kelaurga dan orangtua harus merasa khawatir ketika teknoogi informasi luar biasa terbuka, sebab dengan HP di tangan akses sudah terbuka dan ini sangat berpengaruh kepada mereka," imbuhnya. (MP)

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF SOSIAL MEDIA

DAMPAK NEGATIF:

1. Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
2. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
3. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.
4. Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.
DAMPAK POSITIF:
1.Memperluas pergaulan.
2.Sebagai media promosi dalam bisnis.
Semenjak situs jejaring sosial (seperti Facebook dan Twitter) menyedot perhatian publik. Sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengunjungi situs tersebut. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi kecanduan jaringan sosial ini seperti dengan membatasi waktu penggunaan internet, terutama situs jaringan sosial. Kita juga perlu belajar menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook.
Berikut ini merupakan sepuluh situs jejaring sosial terpopuler di dunia saat ini :
No.
Situs Jejaring Sosial
Banyak Pengguna
1
 Facebok
750.000.000
2
 Twitter
250.000.000
3
 Linked In
110.000.000
4
 My Space
70.500.000
5
 The Google +
65.000.000
6
 Deviant Art
25.500.000
7
 Live Journal
20.500.000
8
 Tagged
19.500.000
9
 Orkut
17.500.000
10
 Cafe Mom
12.500.000

Peran Media Sosial

Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog, facebook, twitter, dab youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan selebaran.
Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara lain :
  • Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
  • Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi dengan  pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
  • Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
  • Terukur
Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.

Pertumbuhan Media Sosial

        Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media.
Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.

Ciri-ciri Media Sosial

       Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut :
  • Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
  • Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
  • Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
  • Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

Pengertian Media Sosial

              Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
              Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
              Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
              Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.