Kasus tindak asusila
yang melibatkan anak sekolah tak bisa dilepaskan dari pengaruh media
massa khususnya media audio visual, sebab dari tayangan yang ditonton
oleh anak justru akan menimbulkan rasa ingin tahu terhadap apa yang
telah anak saksikan. Menyikapi soal dampak tayangan yang ditunjukan
oleh media, Pengamat Media dari Unpad, Dede Mulkan mengaku tak menampik
bahwa media juga dapat berpengaruh dalam pembuatan video asusila
karena anak terinspirasi dari tontonan yang disaksikannya.
Namun,
untuk membuktikan bahwa media berandil besar dalam proses "inspirasi"
bagi siswa untuk membuatan video asusila, Dekan sapaan akrabnya
mengatakan hal tersebut harus diteliti terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah media berpengaruh dalam perilaku menyimpang tersebut.
"Kalau
soal perilaku penyimpangan seks tentu harus berdasar riset atau fakta.
Tapi asumsi saya memang sedikitnya ada pengaruh, karena memang
tayangan terutama televisi yang paling berpengaruh dibanding media lain
seperti radio dan surat kabar," ujarnya kepada PRFM
Lebih jauh,
Dekan menjelaskan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam
pembuatan video asusila tersebut yakni penggunaan media sosial. Menurut
Dekan, media sosial yang notabene bisa diakses dimanapun tersebut
justru sering disalahgunakan oleh remaja termasuk dalam pembuatan video
asusila.
"Tapi yang lebih mengkhawatirkan lagi media sosial,
kalau media sosial atau internet semua ada ditangan pelaku, dia mau
lacak kemana, mau nyari apa ya tinggal klik aja sesuatu," tuturnya
Untuk
mengatasi penyalahgunaan saat menonton televisi maupun penggunaan
internet, Dekan menyarankan bagi masyarakat khususnya orangtua untuk
tetap mengawasi bahkan menemani anak saat menonton TV atau menggunakan
internet.
"Usahakan internet diruang terbuka, jadi komputernya
disimpen diruang kelaurga dan orangtua harus merasa khawatir ketika
teknoogi informasi luar biasa terbuka, sebab dengan HP di tangan akses
sudah terbuka dan ini sangat berpengaruh kepada mereka," imbuhnya. (MP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar